Manga Kingdom Chapter 753: Kanki Merencanakan Kematiannya

AYOINDONESIA.COM -- Kingdom chapter 752 menampilkan momen emosional dan mengerikan di mana banyak prajurit tewas dan Riboku meraih kemenangan.

Kemenangan ini tidak terelakkan dan menjadi penghormatan untuk Jendral Qin yang besar, Kanki. Kanki tidak pergi dengan mudah dan mungkin telah membawa Riboku bersamanya jika pedangnya tidak patah saat itu.

Kanki, Jendral hebat Qin, mati di akhir Chapter 752 Kingdom, meninggalkan dunia dalam keadaan yang memilukan.

Riboku mencapai kemenangannya, namum banyak juga anak buahnya yang tewas. Kohaku, Ringyoku, dan Shou juga pergi menemui ajalnya di chapter 752.

Selain itu, dunia akan terkejut dengan berita kematian Kanki. Kita semua menunggu bagaimana Raja Qin dan Riboku akan bereaksi terhadap kematian Kanki. Kita juga penasaran dengan rencana selanjutnya Riboku.

Baca Juga: Redmi Note 12 Pro Rilis Indonesia Bawa Kamera 108MP, Cek Spesifikasi dan Fitur Unggulannya

Ringkasan Kingdom Chapter 752

Bab dimulai dengan kilas balik di mana Naki memberitahu Kanki bahwa perangkap yang disiapkan di Gian sangat kuat, dan kondisi Kanki setelah kematian Raido juga tidak baik.

Kanki menyebutnya bodoh dan mengatakan bahwa ia mengira Naki datang memohon agar kembali ke tentara. Namun, Naki berpikir bahwa ia tidak akan kembali meskipun Kanki memintanya.

Di medan perang, Naki tiba di dekat Kanki. Letnan Jyoukaryuu menyerang Naki, tetapi Naki memenggal kepalanya. Namun kemudian, dia segera tertusuk tombak oleh prajurit lain.

Saat sekarat, ia berpikir ingin bertanya pada Kanki malam itu apa yang sedang diperjuangkan dan kemana arah perjuangannya.

Di sisi lain, Shou hampir mencapai batasnya. Shin bertanya apa arti klan Saki bagi Kanki. Maron menunjukkan bagaimana Kanki selalu melindungi klan dari pertempuran.

Shou memberitahu mereka bahwa klan Saki seperti kampung halaman bagi Kanki, tempat dia dapat kembali dengan seluruh keluarganya.

Namun, pertama-tama, Shou menyebut Kanki ingin membersihkan dunia sesuai keinginannya. Shin menentang, mengatakan bahwa hal itu tidak memberinya hak untuk melakukan apa saja yang dia inginkan.