AYOINDONESIA.COM -- Hidrogen merupakan sumber energi bersih yang menjanjikan sebagai alternatif bahan bakar fosil. Sayangnya, kebanyakan hidrogen masih diperoleh dari bahan bakar fosil, sehingga produksinya masih menghasilkan emisi karbon dioksida yang tinggi.
Solusi yang telah diusulkan sebelumnya adalah hidrogen hijau, namun biayanya sangat mahal sehingga sedikit perusahaan yang menggunakan metode tersebut.
Namun, ada kabar baik dari para peneliti dari Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT) di Australia.
Mereka mengklaim telah menemukan solusi untuk membuat hidrogen yang berkelanjutan dari air laut. Jika penelitian mereka terbukti berhasil, ini dapat menjadi perubahan besar dan dapat ditingkatkan.
Banyak industri, seperti penerbangan, manufaktur, dan pengiriman, menghadapi banyak hambatan dalam hal decarbonization.
Produksi hidrogen saat ini sebagian besar tidak netral karbon, karena dihasilkan dari bahan bakar fosil dan masih menghasilkan sekitar 830 juta ton karbon dioksida per tahun, menurut RMIT.
Namun, tim peneliti RMIT yang dipimpin oleh Dr Nasir Mahmood baru saja menerbitkan penelitiannya dalam sebuah studi baru di jurnal ilmiah Nano Micro Small yang diterbitkan pada tanggal 8 Februari 2023.
Mereka juga telah mengajukan aplikasi paten sementara untuk metodenya, yang melibatkan katalis yang berbeda dari yang sebelumnya pernah digunakan dengan air laut.
Baca Juga: Cuma Beda 300 Ribu! Adu Gahar Poco X5 5G Vs Infinix Zero 5G 2023
Proses elektrolisis air laut saat ini menghasilkan klorin sebagai produk sampingan yang dapat merusak lingkungan.
Tim Dr Mahmood menemukan cara untuk menghindari masalah ini dengan mengembangkan katalis baru yang dapat menghasilkan hidrogen langsung dari air laut tanpa menghasilkan klorin.
Hal ini membuat metode produksi hidrogen dari air laut menjadi lebih sederhana, efisien, dan lebih ekonomis dibandingkan dengan pendekatan hidrogen hijau yang saat ini ada di pasar.
"Hidrogen memiliki potensi besar sebagai sumber energi bersih, terutama untuk banyak industri yang tidak dapat dengan mudah beralih ke sumber energi terbarukan."
"Namun, untuk benar-benar berkelanjutan, hidrogen yang kita gunakan harus 100% bebas karbon selama seluruh siklus hidup produksi dan tidak boleh memotong cadangan air tawar yang berharga di dunia," kata Dr Mahmood dalam dikutip dari rideapart.com, Kamis, 2 Maret 2023.
Artikel Terkait
F1 Powerboat: Kapal Polri Hingga Basarnas Siaga Selama Ajang Balap Kelas Dunia Berlangsung
7 Pemikiran Aneh Ilmuwan Pythagoras, Bisa Bicara dengan Hewan?
Fase Tidur Ayam Lahirkan Ide Hebat: Metode Thomas Alva Edison Lahirkan Ribuan Penemuan, Bisa Ditiru!
Film Anime Suzume no Tojimari Kalahkan Jujutsu Kaisen 0 di Box Office, Ini Jadwal Tayang di Indonesia
4 Fakta Partikel Tuhan: Definisi, Fungsi, sampai Sejarah Penemuan
Fakta Menarik Proses Terjadinya Petir dan Guntur, Suhu Petir Lebih Tinggi dari Permukaan Matahari
Rela Rogoh Kocek Fantastis, Nikmatnya Nasi Padang Khas Indonesia Ramai Diburu di Restoran Eropa!
Biografi Phythagoras, Riwayat Hidup Tokoh Matematika dan Fungsi Teorema Pythagoras
Dua Abad Sebelum Newton, Leonardo da Vinci Menjelaskan Soal Gravitasi dengan Lebih Canggih
Mengenal Elektron: Sejarah Penemuan dan Konfigurasinya