Sempat Jadi Episentrum Omicron, Inggris Kini Cabut Kewajiban Pakai Masker

- Kamis, 27 Januari 2022 | 14:19 WIB
Ilustrasi pemakaian masker
Ilustrasi pemakaian masker

AYOINDONESIA.COM -- Pemerintah Inggris mengatakan bahwa per 27 Januari, warga di Inggris tidak perlu lagi menggunakan masker wajah sebagai bagian dari protokol kesehatan Covid-19. Kebijakan ini menyusul sebagian besar pembatasan Covid-19 yang juga telah dicabut.

Pemerintah Inggris mengatakan peluncuran booster vaksin berhasil mengurangi gejala serius dan rawat inap Covid-19. Hal ini mendorong mereka memberlakukan pelonggaran kebijakan Covid-19.

Sejumlah kebijakan lain seperti izin memasuki klub malam dan tempat-tempat besar lainnya, juga sudah tidak diperlukan lagi. Kini masyarakat Inggris bisa menikmati tempat-tempat tersebut tanpa adanya persyaratan hukum perizinan.

Namun, tidak semua kegiatan di Inggris dilakukan tanpa memakai masker. Tindakan pencegahan tetap diberlakukan, seperti wajib masker ketika berada di dalam bus dan kereta bawah tanah di London.

Baca Juga: Ternyata Begini Cara Agar Masker KN95 dan N95 Bisa Dipakai Lebih Lama

Bahkan, beberapa toko juga masih meminta para konsumennya untuk memakai masker. Adanya payung hukum bagi mereka yang terinfeksi untuk mengisolasi diri selama 5 hari juga masih berlaku di Inggris.

Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid mengatakan pemerintahnya berencana mengobati Covid-19 seperti flu biasa sebagai rencana jangka panjang. Dia menuturkan peluncuran vaksin, testing, dan pengembangan pengobatan antivirus akan menjadi senjata yang memungkinkan bagi Inggris untuk kembali ke kehidupan normal.

Baca Juga: 22 Laga Tunda Karena Varian Omicron, Klub Liga Inggris Rasakan Ketidakadilan 

“Namun Omicron tetap merata di seluruh negeri, terutama untuk kalangan anak-anak dan orang tua,” ujar Sajid dilansir dari Mothership.sg, Kamis 27 Januari 2022.

Sebelum pencabutan pembatasan, tingkat masuk rumah sakit dan jumlah orang di unit perawatan intensif di Inggris mengalami penurunan. Kasus harian turun dari puncaknya, dari yang tadinya lebih dari 200.000 kasus sehari menjadi di bawah 100.000 dalam beberapa hari terakhir.

Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan pada minggu ketiga Januari 2022 bahwa lonjakan infeksi Omicron, saat ini telah mencapai puncaknya secara nasional. 

Editor: Nur Khansa Ranawati

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X