AYOJAKARTA.COM – Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz Al Saud merombak kabinet, salah satunya menunjuk Putra Mahkota Mohammed bin Salman sebagai perdana menteri.
Perombakan kabinet dan penunjukan MBS, begitu Mohammed bin Salman biasa disebut, sebagai PM diatur lewat Dekrit Kerajaan yang diterbitkan pada Selasa, 27 September 2022.
Sebelumnya MBS menjabat sebagai wakil perdana menteri sekaligus menteri pertahanan Arab Saudi. Posisi yang ditinggalkan Mohammed bin Salman diisi oleh adiknya, Khalid bin Salman yang sebelumnya menjabat wakil menteri pertahanan.
Seperti dilansir oleh Aljazeera.com, Dekrit Kerajaan tidak menjelaskan alasan di balik penunjukan MBS sebagai Perdana Menteri. Raja Salman pun tetap sebagai kepala negara yang akan memimpin rapat kabinet.
Sebelumnya, Mohammed bin Salman sudah menjabat sebagai pemimpin de facto pada sektor ekspor minyak terbesar di dunia.
Secara de facto, MBS sebenarnya sudah menjadi pemimpin di negara eksportir minyak terbesar di dunia. Putra Mahkota berusia 37 tahun itu bertanggung jawab atas banyak portofolio utama kerajaan, termasuk ekonomi, pertahanan, minyak, dan keamanan internal.
Langkah MBS yang paling menonjol sebagai menteri pertahanan adalah memimpin Operation Decisive Storm, koalisi pimpinan Saudi di Yaman melawan pemberontak Houthi, yang diluncurkan pada Maret 2015.
MBS juga telah mendorong kebijakan luar negeri yang lebih agresif untuk melawan pengaruh saingan regional Arab Saudi yakni Iran.
Mohammed bin Salman telah mengubah Arab Saudi secara radikal sejak naik ke tampuk kekuasaan. Saat itu, dia memimpin mendiversifikasi ekonomi dari ketergantungan pada minyak, memungkinkan perempuan untuk mengemudi dan mengekang kekuasaan ulama atas masyarakat. (Diva Inggar Sabilillah)
Artikel Terkait
Profil Pemilik Baru Newcastle United, Mohammed Bin Salman
Tajir Melintir, Segini Kekayaan Mohammed bin Salman Pemilik Baru Newcastle
Menhan Prabowo Kunjungi Pangeran Khalid bin Salman, Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan RI-Arab Saudi