AYOINDONESIA.COM -- Kasus pinjaman ilegal yang banyak menjerat perempuan utamanya kalangan ibu-ibu. Hal ini menimbulkan keprihatinan tersendiri. Untuk itu Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengadakan kegiatan berupa Dialog Literasi dan Inklusi Keuangan bertema " Meningkatkan Cakap Keuangan Perempuan".
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta mengulas mengenai produk bank yang bisa diakses oleh perempuan salah satunya adalah QRIS. Ia menyatakan keamanan keuangan perempuan dan pelaku UMKM akan terjamin jika menyimpan uang di bank.
"Jangan lupa selalu datang ke bank untuk mencatat setiap transaksi dalam buku tabungan," jelasnya.
Ia menyatakan sudah tidak jamannya lagi perempuan menyimpan uang banyak banyak di dalam rumah. Selain tidak aman dan rentan kejahatan menyimpan uang di rumah juga bisa membuat kondisi fisik uang menjadi rusak.
Baca Juga: Total Hadiah Hampir Rp 1 Miliar, LPS Monas Half Marathon Targetkan 5000 Peserta
Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi & Perlindungan Konsumen OJK mengulas terkait pentingnya literasi keuangan agar perempuan tidak tertipu pinjaman ilegal.
"Menjadi perempuan dituntut cerdas mengelola keuangan dengan baik demi masa depan," bebernya.
Kepala Eksekutif LPS, Lana Soelistianingsih menyatakan untuk menggenjot kesadaran literasi keuangan ini pihaknya tiga institusi yakni OJK, Bank BI dan LPS terus bersinergi untuk jaga keuangan negara dan meyakinkan masyarakat bahwa sistem keuangan negara dan perbankan sangat solid.
Baca Juga: LPS Monas Half Marathon 2023: Tingkatkan Pemahaman Masyarakat tentang Program Penjaminan
"Jadi selain sosialisasi literasi keuangan juga sosialisasikan kebijakan keuangan dan kami harus saling bahu membahu demi menggerakkan ekonomi masyarakat," paparnya.
Eko B. Supriyanto, editor in chief and chairman Infobank Media Group, menyampaikan kegundahan Infobank saat ini terkait maraknya pinjaman ilegal dikalangan ibu-ibu.Ibu-ibu cenderung akan melakukan segala hal jika menginginkan sesuatu. Salah satunya dengan mengajukan pinjaman bank.
Akan tetapi, setelah itu mereka kesulitan membayar angsuran dan akhirnya nama mereka tercatat sebagai blacklist. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan hingga akhirnya lari dan terjebak pada pinjaman ilegal.
“Belilah yang kita perlukan dan sesuai kemampuan. Karena sejatinya fungsi uang itu untuk kebutuhan, sebagai investasi, dan cash flow untuk kita,” ucapnya.
Joko Purnomo, Wakil Bupati Bantul menyampaikan perempuan sejatinya memegang peranan yang sangat penting di Kabupaten Bantul.
Artikel Terkait
Bank bjb Raih Banking Award Dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) 2022
LPS Ajak Media Digital Ikut Berperan Wujudkan Stabilitas Keuangan Nasional
Jaga Stabilitas Sistem Perbankan dan Perkuat Sinergi Antar Otoritas Keuangan, LPS Sesuaikan TBP
LPS dan Polri Gelar Sosialisasi dan FGD Bersama, Perkuat Komitmen dan Sinergi Penegakan Hukum
Kepala Eksekutif LPS : Biaya Distribusi Tinggi Dapat Dikurangi Dengan Pemerataan Digitalisasi Ekonomi
LPS Berikan Bantuan Sosial Kepada Para Penyandang Difabel
Ketua Dewan Komisioner LPS : Peningkatan Literasi Keuangan Sangat Penting, Khususnya bagi Generasi Muda
Perbankan Global Terguncang, LPS Nilai Perbankan Nasional Tetap Stabil
LPS Monas Half Marathon 2023: Tingkatkan Pemahaman Masyarakat tentang Program Penjaminan
Total Hadiah Hampir Rp 1 Miliar, LPS Monas Half Marathon Targetkan 5000 Peserta