Pahami dan Kenali Sejarah Lampu Lampion yang Tak Pernah Absen di Perayaan Tahun Baru Imlek

- Rabu, 18 Januari 2023 | 12:18 WIB
Inilah makna dan sejarah lampu lampion yang tak pernah absen di perayaan Tahun Baru Imlek. (pixabay)
Inilah makna dan sejarah lampu lampion yang tak pernah absen di perayaan Tahun Baru Imlek. (pixabay)



AYOINDONESIA.COM -- Jelang perayaan Tahun Baru Imlek, lampion dan fesival barongsai bak tak pernah absen.

Dua ciri khas yang ada di Tahun Baru Imlek tersebut bak bak menjadi ikonik yang tak boleh ketinggalan.

Namun tahukah kamu bagaimana sejarah lampion di perayaan Tahun Baru Imlek?

Ya, tak hanya sejarah lampion merah yang menghiasi kota jelang Tahun Baru Imlek saja.

Rupanya masih banyak yang perlu dikenali terkait sejarah lampu khas tahun baru China itu.

Dilansir dari Suara.com, inilah sejarah dan jenis lampion jelang perayaan Tahun Baru Imlek.

Baca Juga: Kumpulan Link Twibbon Hari Imlek 2023, Tinggal Unduh dan Bagikan ke Media Sosial

1. Sejarah lampion

Seorang kaisar Han Timur, Mingdi, yang memerintah sejak 57-75 M pernah menugaskan orang-orang di istana kekaisaran untuk menyalakan lentera atau lampion.

Tujuan dari penugasan kaisar Han Timur, Mingdi, guna menyembah Buddha pada hari ke lima belas bulan lunar.

Nah, sejak saat itulah, tanggal tersebut ditetapkan sebagai Festival lampion.

Selama Dinasti Tang (618–907M), orang-orang mulai menggunakan lampion untuk merayakan kedamaian kehidupan mereka serta kekuatan negara.

Hal inilah awal mula yang menjadikan lampion di perayaan Tahun Baru Imlek semakin terkenal.

Baca Juga: Mitos Atau Fakta? Turuh Hujan di Tahun Baru Imlek Akan Berlimpah Hoki, Ini Penjelasannya

2. Jenis lampion

Di zaman Tiongkok kuno, ada tiga jenis lampion utama yang paling terkenal.

Tiga lampion tersebut yakni lampion istana, lampion kain kasa, dan lampion gambar bayangan.

Dari tiga jenis lampion tersebut, yang paling banyak digunakan adalah lampion istana.

Pada lampion tersebut, elemen utamanya berbentuk pola naga dan phoenix yang dianggap mewakili status kerajaan atau masyarakat kelas atas.

Untuk diketahui, gambar naga dipandang sebagai simbol kaisar di Tiongkok kuno.

Mereka membawa makna kebijaksanaan, kemakmuran, kekuatan besar, dan kekuatan.

lampion yang dihiasi dengan pola naga hanya dapat digunakan di rumah-rumah keluarga kerajaan di Tiongkok kuno.

Sementara itu, ilustrasi gunung atau sungai yang biasanya ada pada lampion merah mengungkapkan makna keharmonisan dan keseimbangan antara alam, elemen, atau keluarga.

***

Editor: Novia Tri

Sumber: Suara.com

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X